Perkembangan
Embrio Ayam
Disusun oleh :
Fauzi 1202101010006
Lya Addiyanti 1202101010012
Ira Novita
Rahayu 1202101010013
Akmal
Syafrizal 1202101010061
Ariffudin 1202101010089
Yopie
Fernando 1202101010101
Rahma
Melinda 1202101010117
Asisten
Pembimbing :
Joharsyah
Hutabarat, S.KH
Laboratorium Embriologi Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Syiah Kuala
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Reproduksi atau perkembangbiakan adalah
proses dimana suatu organisme menghasilkan individu dari spesies yang sama.
Perkembangbiakan pada orgnisme itu bertujuan agar organisme yang
bersangkutan dapat mempertahankan
jenisnya. Sehingga bagi organisme, dengan bereproduksi maka hal tersebut
merupakan cara agar keturunannya tidak mengalami kepunahan.
Cara bereproduksi pada organisme dapat
dibagi menjadi dua yakni, reproduksi seksual atau generatif atau kawin dan
reproduksi secara aseksual atau vegetatif atau tidak kawin. Hewan vertebrata
umumnya bereproduksi secara generatif
atau secara kawin yang merupakan perkembangbiakan atau reproduksi yang
terjadi apabila terbentuknya individu baru didahului dengan peristiwa peleburan
sel-sel gamet atau fertilisasi dua sel haploid.
Proses pembentukan sperma dan telur (ovum)
disebut gametogenesis, sehingga sel sperma dan sel telur (ovum) memiliki
kemampuan untuk saling melebur dalam proses fertilisasi. Bila terjadi
fertilisasi atau konsepsi atau coitus, maka satu oosit akan bergabung dengan
satu spermatozoa menghasilkan satu sel baru yaitu zigot. Fertilisasi menandai
dimulainya fase diploid pada hewan dan tumbuhan yang berkembangbiak secara
seksual.
Fertilisasi pada berbagai jenis hewan
vertebrata dibagi menjadi dua berdasarkan tempat terjadinya yakni fertilisasi
internal dan fertilisasi eksternal. Fertilisasi internal adalah fertilisasi
yang terjadi di dalam tubuh organisme yang melakukan kopulasi atau coitus dan
fertilisasi eksternal adalah fertilisasi yang terjadi di luar tubuh organisme
yang melakukan kopulasi atau coitus. Fertilisasi internal biasanya menghasilkan
sel telur dalam jumlah yang terbatas atau jumlah sel telur (ovum) yang
dihasilkan lebih sedikit dibandingkan jumlah sel telur (ovum) yang dihasilkan
dari fertilisasi eksternal.
Pada Aves atau unggas proses fertilisasinya
berlangsung secara internal. Proses ini mempertemukan kedua macam gamet dan
sekaligus mempertahankan jumlah kromosom anakan tetap diploid seperti induknya.
Pertemuan kedua macam gamet terjadi di saluran reproduksi hewan betina. Dalam
hubungan ini gamet jantan (spermatozoa) dipindahkan ke dalam saluran reproduksi
betina melalui proses kawin atau coitus untuk dapat bertemu dengan gamet betina
(sel telur).
Pola dasar perkembangan embrio Aves sama
dengan embrio Katak, yaitu melalui tahap, blastula, gastrula, neurula dan
organogenesis. Pembelahan Aves merupakan pembelahan meroblastik, artinya
pembelahan hanya berlangsung di keping lembaga saja. Dari hasil pembelahan
diperoleh blastoderm sebanyak 3-4 lapisan sel. Blastula ayam memiliki epiblast,
hipoblast, dan blastocoel. Epiblast bagian tengah yang lebih terang disebut
area pelusida, bagian tepi yang lebih gelap adalah daerah opaka. Hipoblast
meerupakan bakal lapisan ekstra embrio.
1.2
Tujuan
1.
Mempelajari tahap pembentukan organ pada berbagai umur embrio ayam.
2.
Mempelajari lapisan embrional yang membentuk bakal organ.
1.3
Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui tahap-tahap perkembangan atau pembentuan
organ pada berbagai umur embrio ayam.
2.
Agar mahasiswa dapat mengetahui lapisan embrional yang membentuk bakal
organ.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Awal perkembangan embrio ayam menunjukkan bahwa
splanknopleura dan somatopleura meluap keluar dari tubuh embrio hingga di atas
yolk. Daerah luar tubuh embrio dinamakan daerah ekstra embrio. Mula-mula tubuh
embrio tidak mempunyai batas sehingga lapisan-lapisan ekstra embrio dan intra
embrio saling berkelanjutan. Dengan terbentuknya tubuh embrio, secara berurutan
terbentuk lipatan-lipatan tubuh sehingga tubuh embriohampir terpisah dari yolk.
Adanya lipatan-lipatan tubuh, maka batas antara daerah intra dan ekstra embrio
menjadi semakin jelas. Daerah kepala embrio mengalami pelipatan yang disebut
dengan lipatan kepala dan meisahkan antara bagian intra dan ekstra embrio.
Lipatan kepala membentuk sub sephal. Pada bagian lateral tubuh juga terbentuk
lipatan tubuh lateral dan memisahkan bagian ekstra dan intra embrio. Bagian
posterior mengalami pelipatan dan dukenal dengan nama lipatan ekor membentuk
kantung sub kaudal. Lipatan-lipatan tersebut embentuk dinding saluran
percernaan primitive. Bagian tengah usus tengah yang menghadap yolk tetap
terbuka dan pada daerah ini, dinding kantung yolk berhubungan dengan dinding
usus pada kantung yol. Walaupun kantung yolk berhubungan dengan usus melalui
tangkai yolk, namun makanan tidak diambil embrio melalui tangkai yolk (Adnan,
2008).
Pembelahan lebih sukar dan terbatas pada suatu keeping
pada kutup anima, disini berlangsung pembelahan partial atau meroblastis.
Sel-sel yang membelah itu membentuk cangkang bentuk cakram yang disebut sebagai
blastodis yang merupakan blastomer sentral yang melepasan diri dari detoplasma
di bawahnya dan terbentuk rongga sempit yang merupakan bagian pinggir, blastomer
tidak jelas terpisah dari detoplasma dan ia terus menerus e dalam detoplasma
(Yatim, 1994).
Proses morfogenetik yang disebut sebagai gastrulasi
adalah pengaturan kembali sel-sel blastula secara dramatis. Gastrula berbeda
rinciannya dari satu kelompok hewan dengan kelompok hewan yang lainnya, tetapi
suatu kumpulan perubahan seluler yang sama menggerakkan pengaturan spasial
embrio ini. Mekanisme seluler yang umum tersebut adalah perubahan-perubahan
motilitas sel, perubahan dalam bentuk sel dan perubahan dalam adhesi
(penempelan) seluler ke sel lain dan ke molekuler matriks ekstraseluler. Hasil
penting dari gastrulasi adalah beberapa sel dekat permukaa blastula berpindah
ke lokasi baru yang lebih dalam. Hal ini akan mentransformasi blastula menjadi
embrio berlapis tiga yang disebut gastrula (Campbell, 1987).
Menurut anonim (2008), berdasarkan jumlah lapisan
embrional, hewan dikelompokkan menjadi:
1.
Hewan diploblastik : Memilki 2
lapisan embrional, ectoderm dan endoderm.
2.
Hewan triploblastik : Memilki
tiga lapisan embrional yakni:
·
Triploblastik aselomata : tak memilki rongga tubuh.
·
Triploblastik pseudoselomata : memilki rongga tubuh yang semu.
·
Triploblastik selomata : memiliki rongga tubuh yang sesungguhnya, yaitu
basil pelipatan mesoderm
Blastulasi pada ayam termasuk blastula yang berbentuk
pipih atau cakram (diskoblastik) yang mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
periblas hipoblas dan juga sentoblas. Gastrulasi pada ayam merupaan proses dari
pembentukan stria primitif yang terdiri dari alur dan pematang primitif berupa
garis dilinea mediana, Stria primitif berbentuk sempurna pada inkubasi telur 18
jam (Sugiyanto, 1996).
Tahap neurula ayam nirip dengan embrio katak yaitu
melalui tahap keeping neural, lipatan neural, dan bumbung neural. Organogenesis
merupakan proses lanjut setelah terbentuk neurula. Proses ini meliputi
pembentukan bakal organ dari lapisan ectoderm, mesoderm dan endoderm.
Perkembangan embio ayam pada berbagai umur inkubasi merupakan media yang jelas
untuk memperlihatkan organogemesis (Tim Dosen UNM, 2008)
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat
dan Bahan
1.
Inkubator
2.
Scalpel
3.
Bak Alumunium
4.
Pinset
5.
Cawan Petri
6.
Telur ayam yang sudah dieramkan dalam
inkubator
3.2 Cara Kerja
1. Sediakan telur ayam kampung yang akan ditetaskan
secukupnya, guna melihat perbedaan diantaranya. Dimasukkan kedalam incubator
/mesin tetas dengan suhu mulai hari 1-19/21 adalah 102°F-105°F.
2. Pada waktu pengamatan, telur diambil 1 sampai 3 butir
untuk memudahkan dalam pengamatan embrio biar tidak berdesakan dengan
teman-teman dan lebih efisien.
3. Telur yang akan diamati, dipecahkan dengan scalpel dan
dituangkan isinya kedalam cawan Petri.kemudian amati perubahan yang terjadi
pada telur tersebut.
4. Pada hari selanjutnya tentukan apa-apa saja perubahan
atau pembentukan telur tersebut mulai hari pertama sampai menetas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
a.
Hari Pertama
Pada
hari pertama terbentuk peta takdir, area opaka, zona pelusida. Terdapat pula
primitive streak yaitu suatu bentuk memanjang dari pusat blastoderm yang kelak
akan menjadi tulang punggung. Bentuk calon seperti susunan balok, tergambar
bentuk saluran makanan, permulaan terbentuknya susunan saraf, mata.
b.
Hari Kedua
Pada
hari kedua mulai terbentuk jantung, hati dan pembuluh darah mulai berkembang. Sedang
memulai dimana letak telinga, pembuluh saraf columna vertebrae. Saat ini adalah
saat yang kritis dari kehidupan embrio, sebab saat itu jantung mulai berdetak.
Peredaran darah dimulai, dengan kerja sama antara kantung darah dengan kantung
selaput kuning telur.
c.
Hari Ketiga
Hari ketiga bentuk
jantung tergambar, kaki mulai terbentuk dan dikembangkan, terbentuk sayap, embrio
mulai berputar, dengan mata tampak pembuluh darah, organ tubuh
lengkap,terbentuk lidah, adanya selaput amnion, ada cairan corio alantois, umbilicalis
fungsinya menyalurkan makanan ke embrio atau memfiksir embrio.
d.
Hari Keempat
Perkembangan embrio sudah mulai jelas. Mata tampak
jelas, begitu pula dengan kaki dan sayap. Organ paru paru dan hati sudah
terbentuk tapi tidak terlihat dengan kasat mata.
Hari
kelima ini embrionya sudah tampak jelas. Kuncup-kuncup anggota badan sudah
mulai terbentuk. Ekor dan kepala sudah berdekatan sehingga tampak seperti huruf
C. Sementara amnion dan alantois sudah kelihatan. Embrio sudah terletak didalam
amnion dan pembuluh sudah semakin banyak dari pada hari sebelumnya. Selain itu
telah terdapat pula optic fecicel, prosencephalon, metencephalon,
rombencephalon, dan umbilicalis.
f.
Hari Kedelapan
Pada
hari kedelapan, perkembangan yang terjadi yaitu bakal paruh dan kaki sudah
mulai terbentuk, tulang punggung sudah mulai mengeras, dan optic fecicel telah berubah
sempurna menjadi mata.
Jari
kaki dan sayap terlihat mulai terbentuk. Selain itu, perut mulai menonjol
karena jeroannya mulai berkembang. Pembentukan bulu juga dimulai. Pada
masa-masa ini, embrio sudah seperti burung, dan mulutnya terlihat mulai membuka.
Alat reproduksi, jantung, muka, hidung dan pernafasan mulai nyata.
h.
Hari
Kesepuluh
Sistem
organ sudah berfungsi, serta juga sudah bisa menghasilkan urine, CO2 dan lain
lain yang dbuang pada albumin. Tulang punggungpun telah mengeras.
Perkembangan
yang telihat yaitu sayap dan kaki mulai terlihat jelas. Paruh mulai mengeras,
sisik dan kuku sudah mulai terlihat juga. Alantois menyusut menjadi membran
Chorioalantois . Tubuh pun sudah ditumbuhi bulu. Embrio akan berputar sehingga
kepalanya tepat berada di bagian tumpulnya telur.
j.
Hari Keempat
belas
Embrio ayam kepalanya mulai memutar ke kantung udara dan
tubuhnya pun sudah mulai ditutupi bulu.
k. Hari Keenam belas
Pada hari keenam
belas, perkembangan yang terjadi yaitu sisik, cakar, dan paruh sudah mengeras.
Bentuk kepala menuju normal dan posisi embrio telah sejajar dengan poros memanjang
bentuk telur. Kuning telur membeku, sedangkan putih telur mengental dan tinggal sedikit. Telinga,
mata, dan ekor menuju kearah sempurna. Sistem ginjal mulai memproduksi urates
(garam dari asam urat).
l.
Hari Ketujuh
belas
Pada
hari ketujuh belas, permulaan internalisasi vitelin, terjadi pengurangan cairan
embrionik. Selain itu perkembangan yang terjadi adalah kepala menjadi normal
bentuknya demikian juga dengan mata, ekor, sayap, dan kaki. Bulu sudah menutupi
seluruh permukaan tubuh dan paruh mengarah kekantung udara.
m.
Hari
Kesembilan belas
Pada
hari kesembilan belas, vitelus terserap semua menutup pusar (umbilicus). Anak
ayam menembus selaput kerabang telur bagian dalam dan bernafas melalui rongga
udara. Paruh ayam sudah siap untuk mematuk selaput kerabang dalam. Pernafasan
dengan paru-paru sudah mulai berlangsung.
n.
Hari Kedua
puluh
Kuning
telur sudah masuk sepenuhnya ke dalam tubuh embrio. Embrio yang hampir menjadi
anak ayam ini menembus selaput cairan, dan mulai bernafas menggunakan udara di
kantung udara. Saluran pernafasan mulai berfungsi dan bekerja sempurna.
Telur
adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein,
karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan
embrio sampai menetas. Selama pembelahan awal seluler, terbentuk dua lapisan
sel benih dimana peristiwa ini disebut dengan gastrulasi, yang biasanya
dilengkapi pada saat telur dikeluarkan dari tubuh induk. Kedua lapisan ini
adalah ektoderm dan mesoderm. Lapisan ketiga yaitu endoderm akan terbentuk
ketika telur sudah di tempatkan di dalam incubator.
Fertilitas
adalah persentase telur yang fertil dari sejumlah telur yang ditetaskan.Telur
fertil ialah telur yang dibuahi/telur hasil perkawinan antara jantan dan sel
betina. Ada beberapa factor yang mempengaruhi fertilitas yaitu: pengaturan
suhu, pengaturan kelembaban, pembalikan telur, periode kritis dan candling. Rongga
udara memberi identitas lamanya telur disimpan,rongga udara yang diperlukan
adalah rongga udara yang tingginya kurang dari 1 cm.
Embrio
yang sedang tumbuh didalam tubuh membutuhkan temperature yang optimum selama
penetasan. Gejolak temperature yang terlalu eksterm akan menyebabkan kematian
embrio. Adapun temperature yang optimum untuk telur tetas tidak sama pada semua
telur, tetapi tergantung pada besarnya telur, kualitas kerabang, genetic, umur
telur ketika dimasukkan kedalam rak mesin tetas/incubator. Komponen-komponen
terpenting dari udara adalah O2,
N, CO2 dan uap air, lalu lintas udara ini dilakukan melalui
pori-pori pada kerabang untuk pernapasan embrio berupa O2 dan
pembuangan gas CO2 dari hasil pembakaran embrio. O2 ini
sangat penting untuk keberlangsungan hidup embrio, bila jumlah O2
dalam ruang incubator berkurang maka kematian embrio sudah diambang pintu. Kebutuhan
O2 ini diambil oleh mesin pipa-pipa ventilasi. Semakin besar embrio
maka akan semakin banyak udara yang dibutuhkandan ventilasi semakin penting.
Pada
saat telur dikeluarkan, beberapa ribu sel akan dihasilkan dan blastodisc akan
menggambarkan suatu unit yang kompleks. Setelah telur dikeluarkan, pembelahan
seluler terus berlangsung selagi temperature di atas 75º F. Sel telur tidak
akan membelah lagi bila temperatur kembali rendah, oleh karena itu mulai saat
telur ditelurkan sampai telur siap dimasukkan kedalam incubator, pembelahan
seluler akan terhambat, artinya tidak terjadi pembelahan sel antara waktu
tersebut.
Pada
hari pertama, kepala embrio telah terbentuk dan didalamnya dapat dilihat
permulaan pertumbuhan sistem saraf pusat, fore-got, dan traktus alimentarius.
Pulau darah muncul didaerah opaca, diluar tubuh embrio. Elastoderm membesar
(melebar dengan cepat yang memulai proses pertumbuhan hingga mengelilingi
kuning telur). Pada hari kedua jantung mulai tampak berdenyut. Pada hari
ketiga, lapisan endoderm melekat pada kantong kuning telur dan area ovaca
berubah menjadi area vasculosa, sedangkan dipertengahannya terdapat peta takdir
yang akan berkembang menjadi pembuluh darah dan butir-butir darah.
Pada
hari keempat, terdapat pertumbuhan endoderm kearah luar untuk membentuk usus
belakang yang mendorong suatu lapisan mesoderm yang masuk kedalamnya menjadi
cavitis ekstra embrionik untuk membentuk alantois. Selaput ekstra embrionik
terus menerus memebesar hingga mengisi seluruh ruangan serta merupakan kantong
pembuluh darah yang bergabung dengan chorion sehingga kapiler-kapilernya itu
berhubungan langsung dengan selaput kuning telur.
Amnion
merupakan kantong yang membantu embrio muda selama perkembangannya, dimana
kantung ini dipenuhi suatu cairan yang transparan dan bersifat mukoid,
dihasilkan oleh dinding amnion dan kulit tubuh embrio. Menjelang kelahiran
cairan ini ditelan oleh foetus kembali. Pada ayam berfungsi untuk mencegah
embrio kering, meniadakan goncangan, keleluasaan embrio berubah-ubah sikap, dan
menyerap albumin.
Chorion
merupakan selaput perpaduan antara selaput bagian dalam kerabang telur dengan
alantois. Chorion berasal dari sebelah luar zona amniotic. Pada proses
pembentukan plasenta merupakan bagian dari
foetus. Bersama-sama dengan alantois membentuk selaput choriallantois.
Chorion kaya akan pembuluh darah yang berfungsi menyempurnakan fungsi
metabolic. Alantois merupakan selaput yang membantu system sirkulasi dan
apabila telah berkembang sempurna ia akan mengelilingi embrio.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1.
Penetasan adalah suatu proses untuk memperoleh
bibit.Karena dengan adanya penetasan menggunakan mesin tetas akan lebih banyak
diperoleh di bandingkan dierami induknya.Mungkin jika dierami oleh induknya
lebih kurang 12 butir,sedangkan dengan menggunakan mesin tetas bisa memuat
sebanyak 50 butir ( menurut ukuran mesin tetas tersebut ).
2.
Tahap perkembangan embrio pada ayam terdiri atas 2 fase
yaitu
a.
Fase perkembangan awal, dalam tubuh
induk
b.
Perkembangan selama masa pengeraman
diluar tubuh induk
3.
Perkembangan embrio pada hari kedua pengeraman,
pertumbuhannya meliputi tahap-tahap berikut:
a.
Morulasi
b.
Blastulasi
c.
Gastrulasi
4.
Ketentuan bagi sebutir telur untuk ditetaskan adalah:
a.
Telur yang dihasil kan oleh betina yang
telah dibuahi.
b.
Permukaan kulit telur licin dan rata
c.
Kerabang telur tidak terlalu tebal dan
tipis
5.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan waktu penetasan
adalah sebagai berikut:
a.
Nisbah kelamin
b.
Temperatur selama penetasan
c.
Kelembaban selama penetasan
d.
Penyediaan udara selama penetasan
e.
Posisi telur pada rak telur penetasan
DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2008. Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Anonim. 2008. Pertumbuhan pada Hewan. http://www.
Praweda.co.id. Diakses pada tanggal 06 Mei 2012.
Campbell. 1987. Biologi Edisi kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Sugiyanto. 1996. Perkembangan Hewan. Fakulatas Biologi UGM: Yokyakarta.
Tim Dosen UNM, 2008. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan.
Universitas Negeri Makassar.
Yatim. 1990. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito : Bandung
mksh ilmunya...mantap..
BalasHapus