PENGENALAN ALAT KELAMIN JANTAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Reproduksi adalah
kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Bertujuan untuk
mempertahankan dan melestarikan jenisnya agar tidak punah. Prosesnyapun diawali
dengan fertilisasi. Pada mamalia reproduksi dilakukan dengan cara generatif
atau seksual.
Reproduksi vertebrata
pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, perkembangan anatomi, dan cara
hidup yang berbeda menyebabkan perbedaan pada proses fertilisasi. Ada
fertilisasi di luar tubuh (eksterna) dan ada fertilisasi didalam tubuh
(interna). Pada hewan yang melakukan fertilisasi interna, organ reproduksinya
dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi
menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina.
Untuk dapat mengetahui
reproduksi pada hewan jantan, terlebih dahulu kita harus mengetahui alat alat
kelamin jantan tersebut. Alat kelamin jantan terdiri dari sepasang testis,
saluran reproduksi jantan, kelenjar seks accessoris (pada mamalia) dan organ
kopulatoris.(Tenzer,2003:19)
1.2
Tujuan
1.
Untuk mengetahui bagian dan bentuk
dari masing-masing alat reproduksi secara mikroskopis dan makroskpis.
2.
Mengetahui sel-sel yang membangun
alat reproduksi
3.
Mengetahui peran sel tersebut dalam
rangka membantu fungsi reproduksi secara keseluruhan.
1.3
Manfaat
1.
Mahasiswa mampu mengamati struktur anatomi sistem
reproduksi hewan jantan
2.
Mahasiswa mengetahui organ yang menyusun sistem
reproduksi beserta fungsinya
3.
Mahasiswa mampu mengamati struktur mikroskopis dari
reproduksi hewan jantan
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Organ reproduksi jantan terbagi atas organ reproduksi
primer dan organ reproduksi sekunder, serta kelenjar accessoris. Organ
reproduksi primer terdiri dari testis,
sedangkan organ reproduksi sekunder terdiri dari epididimis, ductus deferen, uretra, dan penis. Kelenjar accessoris terbagi tiga yaitu glandula vesikularis, glandula prostata, dan glandula bulbouretralis.
a.
Makroskopis
1.
Testis
Merupakan alat
reproduksi primer bagi hewan jantan karena menghasilkan spermatozoo (jamak; spermatozoa). Testis berbentuk bulat panjang
pada sapi, sumbu arah vertikal. Panjang testis sapi dewasa adalah 12 sampai 15
cm, diameter tengahnya 6 sampai 8 cm, dan beratnya 300 sampai 500 gr (Widayati et
al., 2008).
Testis berjumlah sepasang dan berada dalam kantong scrotum. Letak testis
berbeda beda, tergantung jenis hewan. Secara anatomis scrotum mempunyai dua lapis dinding, yaitu dinding luar dan dinding
dalam. Dinding luar terdiri dari kulit,
tunika dartos, dan fascia perinealis superfisial. Lapis kuit
dibagi atas dua bagian yang longitudinal oleh raphe scroti. Fungsi scrotum
adalah sebagai pelindung testis dan sebagai termoregulator (pengatur sushu
testis).
Testis dibagi atas
lobulus lobulus. Setiap lobulus terdiri dari banyak tubuli seminiferus. Bagain distal tubuli seminiferus saling beranatomose membentuk tubuli rekti, kemudian anyaman seperti
jala disebut rete testes. Dari rete
testes keluar saluran atau ductus
efferen, epididimis, defferen dan
uretra. Spermatozoa dibentuk di dalam tubuli
seminiferus. Didalam tubuli
seminiferus terdapat sel sel benbentuk poligonal, disebut sel Leydig atau sel interstitial yang menghasilkan
hormon testosteron. Di dalam tubuli seminiferus, langsung diatas membran basal
terdapat sel Sertoli yang berfungsi sebagai pemberi makan spermatozoa. Pada keadaan criptorchid, spermatozoa tidak bisa dihasilkan
oleh tubuli seminiferus tetpi sel Leydig
masih mampu menghasilkan hormon testosteron.
Testis dari sapi dan domba jantan
berlokasi di sebelah crania fleksura sigmoid penis (yang berbentuk huruf
S). Sumbu longitudinal dari masing-masing testis hampir vertikal, sehingga
skrotum memanjang arah dorso ventral (Frandson,1992).
2.
Epididimis
Berbentuk bulat
panjang dan melekat pada testis. Epididimis terbagi menjadi 3, yaitu caput (kepala),
corpus (badan), dan cauda (ekor). Caput epididimis menelungkupi testis.
Epididimis berisi duktus, mulai caput berkelok-kelok rapat sekali. Panjang
duktus epididimis bila direntangkan adalah 36 m pada sapi dewasa dan 54 m pada
babi dewasa (Widayati et al., 2008). Fungsi penting dari epididimis adalah
tmpat penyimpanan spermatozoa dan tempat pematangan spermatozoa secara
fisiologis.
3. Duktus deferens
Terentang mulai
dari cauda epididimis sampai ke uretra. Duktus deferens (vas deferens) adalah
pipa berotot yang pada saat ejakulasi mendorong spermatozoa dari
epididimis ke duktus ejakulatoris dalam uretra prostatic (Frandson,
1992).
Saluran ini
dibungkus oleh funiculus spermaticus
atau spermatic cord yang mengandung
unsur pembuluh darah, otot polos, dan saraf, semuanya terbungkus oleh
peritonium.
Pada ductus defferen
terdapat ampula, yaitu pembesaran di
dekat uretra. Ampula berfungsi juga
sebagai tempat penyimpanan spermatozoa
4.
Uretra
Mempunyai fungsi
menyalurkan sperma dan urin. Menurut letaknya uretra dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu pars pelvina, pars bulbouretralis dan pars penis. Bagian belakang
dari vesica urinaria terdapat colcullus seminalis. Bagian depannya adalah muara
bersama dari ampula dan saluran kelenjar vesikularis (Widayati et al.,
2008).
5. Penis
Merupakan organ
kopulatoris pada hewan jantan, berbentuk silinder panjang dan bersifat
fibroelastik. Penis membentang kedepan dari arcus ischiadicus pelvis sampai ke
daerah umbilicus pada dinding ventral
perut. Penis ditunjang oleh fascia dan kulit (Widayati et al., 2008).
Tipe penis ada dua
yaitu fibroelastis dan kavernosus (vaskuler). Apad tipe fibroelastis bentuknya
kecil, panjang, waktu ereksi keras tapi tidak begitu membesar karena
kavernosanya sedikit. Pada waktu tidak ereksi melengkung membentuk huruf ‘S’
disebut flexura sigmoidea. Terdapat
pada ruminansia dan babi. Sedangkan pada tipe kavernosus, bentuknya pendek,
ketika ereksi bentuknya membesar karena banyak terdapat kavernosa, tapi tidak
begitu keras. Kaverna terbai dua bagian yaitu corpus cavernosus penis dan
corpus cavernosus uretra. Terdapat pada manusia , kuda, dan anjing.
Penis dapat dibagi
menjadi tiga bagian yaitu, glans atau alat gerak bebas, bagian utama atau
badan dan akar yang melekat pada ischial arch pada pelvis yang tertutup oleh
otot ischiocavernosus (Frandson, 1992).
Preputium adalah
lipatan kulit di sekitar ujung bebas penis. Permukaan luar merupakan kulit yang
agak khas, sementara lapisan dalam menyerupai membrane mucose yang terdiri dari
lapisan preputial dan lapisan penil yang menutup permukaan ekskremitas bebas
dari penis (Frandson, 1992).
Ejakulat mengandung
spermatozoa dan cairan dari kelenjar aksesori yang terdiri dari sekreta
epididimis dan kelenjar aksesori hewan jantan.
6.
Kelenjar aksesori
Terbagi tiga yaitu Vesika seminalis, Prostat, dan Bulbouretralis. (Dellman, 1992).
a. Vesica seminalis
Berfungsi untuk menyimpan spermatozoa dan juga sekretanya
ditumpahkan pada semen ketika terjadi ejakulasi. Sekretanya mengandung protein,
enzim, dan flavin.
b. Prostata
Hanya ada satu dan
terdapat pada pangkal uretra. Kelanjar ini terdiri dari bagian corpus prostata
dan pars diseminata. Kelenjar ini mempunyai banyak saluran (ductuli prostatici). Kelenjar ini berfungsi untuk memberi bau khas
pada sperma.
c. Kelenjar Bulbouretralis
Disebut juga dengan
kelenjar Cowper, yang berjumlah sepasang dan terletak di dekat apertura
pelvis caudalis. Kelenjar in berfungsi untuk membersihkan saluran uretra sebelum sperma melewatinya.
b.
Mikroskopis
1. Tubulus seminiferus
Di dalam testis
terdapat saluran halus yang merupakan tempat pembentukan sperma, disebut
tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan
epitelium dan jaringan ikat. Di dalam jaringan epitelium terdapat sel induk
spermatozoa (spermatogen) dan sel sertoli. Sel sertoli berfungsi memberi
nutrisi pada sperma. Di antara tubulus seminiferus terdapat sel-sel
interstisiil yang menghasilkan hormon testosteron dan hormon kelamin jantan
lainnya.
Gambar :
Gambar :
Pada penampang
lintang testis akan tampak daerah yang bersekat-sekat. Perhatikan Gambar 10.2.
Ruang di antara sekat disebut lobulus. Setiap lobulus berisi kumpulan tubulus
seminiferus yang berbelit-belit.
2. Ductus epididimis
Pada epididimis
tersusun atas kapsul kapsul yang dibentuk oleh jaringan ikat fibrosa.
Ditengahnya terdapat kumpulan spermatozoa yang sedang dimatangkan. Pada
epididimis uga terdapat sel silindris banyak baris bersilia.
BAB III
METODE
PERCOBAAN
3.1
Alat dan Bahan
a.
Makroskopik
1.
Bak aluminium
2.
Pinset dan scalpel
3.
Formalin
4.
Air
5.
Awetan alat kelamin jantan
b.
Mikroskopik
1.
Mikroskop
2.
Sayatan tubulus seminiferus dan duktus epididimis pada
objek glass
3.2
Cara Kerja
a.
Makroskopis
1. Preparat
alat kelamin jantan yang akan diperiksa di keluarkan dari dalam toples yang
telah diberi formalin. Kemudian dibersihkan dengan air agar baunya tidak
menyengat.
2. Setelah
itu preparat alat kelamin jantan diletakkan di bak aluminium.
3. Lalu
amatilah bagian-bagian dari alat kelamin tersebut dan gambarkan. Baik secara
makroskopis.
b.
Mikroskopis
1. Sayatan
tubulus seminiferus dan epididimis
tersebut diletakkan pada coverglass.
2. Amati
dibawah Mikroskop
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Organa Genetalia Masculina
Pada hewan yang melakukan fertilisasi secara interna organ reproduksinya
dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi
menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina. Peranan hewan jantan dalam
hal reproduksi terutama adalah memproduksi sperma dan sejumlah kecil cairan
untuk memungkinkan sel sperma meluncur menuju rahim. Sistem reproduksi jantan
terdiri atas :
Ø
Testis
Ø
Ductus defferen
Ø
Ductus epididimis
Ø
Kelenjar Aksesori
·
Vesikula Seminalis
·
Prostata
·
Bulbourethralis
Ø
Uretra
Ø
Penis
Ø
Preputium
1.
Testis
Testis merupakan gonad hewan yang dapat memproduksi sperma dan hormone
reproduksi (testosterone). Testis berada didalam skrotum dan digantung oleh
spermatic cord. Testis sebelah kiri cenderung lebih rendah. Permukaan testis
dilapisi oleh lapisan visceral tunika vaginalis kecuali bagian testis yang
menempel dengan epididimis dan spermatic cord. Testis mempunyai lapisan
luar berupa fibrosa yang kuat yang disebut tunika albuginea. Tunika albuginea
akan menebal membentuk mediastinum testis dan akan memanjang membentuk septa.
Septa membatasi lobula yang berada didalam testis. Testis dibagi menjadi
200-300 lobula, yang masing-masing lobula tersebut berisi 1-3 tubulus
seminiferus. Bagian posterior tubula terhubung dengan plexus yang masuk ke
dalam rete testis yang kemudian akan penetrasi kedalam tunika albuginea di
bagian atas testis. Setelah itu menuju bagian head epididimis yang dibentuk
oleh duktus eferen. Duktus eferen berfungsi untuk membentuk satu tuba yang akan
membentuk body dan tail epididimis.
Testis terdiri dari
beberapa jaringan yaitu tubulus seminiferus, sel stroma, dan sel interstitial.
Tubulus seminiferus yaitu epitel yang terdiri dari dua macam sel yang bebrbeda
yaitu sel sertoli dan sel germinatif. Selsertoli adalah yang mempunyai bentuk
panjang dan kadang-kadang seperti pyramid. Sel ini terletak dekat atau di
antara sel-sel germinatif. Sel ini bersifat fagosit karena mereka memakan
sel-sel mani yang telah mati atau yang telah mengalami degenerasi. Sel
germinatif adalah yang akan mengalami perubahan-perubahan selama proses
spermatogenesis, sebelum mereka siap untk mengadakan fertilisasi. Tingkat perkembangannya
adalah sebagai berikut; spermatogonia (sel paling muda) akan mengalami
pembagian mitosis beberapa kali menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer
membagi diri menjadi spermatosit sekunder. Tiap sel spermatosit sekunder akan
membagi lagi dirinya menjadi spermatid, pada saat ini jumlah kromosom akan
menjadi setengahnya (haploid). Tiap-tiap sel spermatid akan mendewasakan diri menjadi
sel-sel spermatozoa.
2.
Ductus defferen
Duktus deferens
merupakan kelanjutan dari duktus epididimis yang setelah membuat lengkung tajam
pada ujung ekor, kemudian berlanjut lurus membentuk ductus deferens dengan ciri
histologinya. Bagian awal duktus deferens terdapat dalam funiculus spermatikus.
Mempunyai dinding otot yang tebal dengan lumen yang halus sehingga memberikan
struktur yang kuat. Dimulai dari bagian tail of epididimis yang terletak di
ujung bawah testis. Merupakan komponen utama spermatic cord. Masuk ke dinding
anterior abdomen melalui inguinal canal. Berakhir dengan menyatu dengan duktus
vesika seminalis untuk membentuk duktus ejakulatori. Bagian ujung duktus
deferens akan membesar yang disebut Ampulla.
Duktus deferens
terdiri dari lumen, musculus cirkuler, sel epitel, lamina propia, musculus longitudinal dalam,musculus longitudinal luar,
dan tunika serosa. Duktus deferens meninggalkan ekor epididimis bergerak
melalui canal inguinal yang merupakan bagian dari korda spermatik
dan pada cincin inguinal internal memutar ke belakang. Terdapat pada
beberapa hewan, ada yang homolog dengan uterus, yaitu uterus masculinus yang merupakan
lipatangenital di antara dua duktus deferens. Struktur homolog tersebut mempunyai
asal-usul embriologi yang sama.
3.
Ductus epididimis
Merupakan struktur
per[anjangan dari bagian posterior testis. Duktus eferen yang berasal dari
testis memindahkan sperma yang baru dibuat menuju epdidimis. Epididimis
dibentuk oleh duktus epididimis yang kecil dan melilit secara padat. Saluran
tersebut akan menjadi lebih kecil ketika melalui bagian atas epididimis (head
of epididimis). Epididimis berfungsi sebagai tempat pematangan, penyimpanan dan
sekresi. Epididimis terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
·
Head of epididymis : dibentuk oleh lobule yang berisi 12—14 duktus eferen.
·
Body of epididymis
·
Tail of Epididymis : bagian epididimis yang akan menu vas deferens.
Ductus epididimis terdirilumen epididimis dan jaringan-jaringan
yang mengelilinginya. Kepala epididimis melekat pada bagian ujung dari testis di
mana pembuluh-pembuluh darah dan saraf masuk. Badan epididimis sejajar dengan
aksis longitudinal dari testis dan ekor epididimis selanjutnya menjadi duktus deferens yang
rangkap dan kembali ke daerah kepala, di mana kemudian sampai ke korda spermatic.
Fungsi epididimis adalah sebagai transportasi sperma, tempat pematangan/pemasakan
sperma (mengalami perubahan fisiologi selama perjalanan), tempat pemadatan sperma
(mengalami penyerapan air), tempat penimbunan sperma (ditimbun pada cauda
epididimis).
4.
Kelenjar aksesoris
1. Vesikula Seminalis
Vesika seminalis mempunyai struktur
memanjang yang berada diantara bagian fundus bladder dan rectum. Vesika
seminalis berada di atas kelenjar prostat dan tidak menyimpan sperma. Ia hanya
mensekresikan cairan kental yang bersifat alkali, kelenjar tersebut juga
mengandung fruktosa (sebagai sumber energy untuk sperma) yang akan dicampurkan
dengan sperma ketika melewati duktus ejakulatori dan uretra.
2. Prostata
Kelenjar
prostat mempunyai panajng 3 cm dan lebar 4 cm, ia merupakan kelenjar aksesori
terbesar. Kelenjar prostat mempunyai kapsul yang padat dan berisi banyak saraf
dan pembuluh darah. Lobus prostat dibagi menjadi 3 bagian;
·
Isthmus berada di bagian anterior uretra.
·
Lobus kanan dan kiri dipisahkan oleh istmus pada bagian anterior. Lobus
kanan dan kiri ini dibagi menjadi empat :
1.
Inferoposterior : merupakan bagian yang teraba saat rectal examination
(inferior-ejaculatory duct, posterior-uretra)
2.
Inferolateral : bagian utama dari lobus kiri (lateral-uretra)
3.
Superomedial : mengelilingi duktus ejakulatori
4.
Anteromedial : lateral terhadap proximal prostatic uretra
Saluran prostat
mengeluarkan cairan berwarna putih seperti susu dan merupakan 20% dari
keseluruhan cairan semen. Kelenjar prostat berperan dalam aktivasi
sperma.
3. Bulbourethralis/cowper
Berada proximal terhadap intermediate
uretra dan mensekresi cairan yang bersifat alkali atau basa dan mukus sebagai
lubrikasi uretra.
5.
Uretra
Uretra hewan jantan
dibagi dalam segmen prostat, membranosa, dan spingiosa. Segmen prostat menjulur
dari kandung kemih ke pinggir caudal kelenjar prostat. Segmen membranosa
berawal dari daerah tersebut dan berakhir di uretra yang memasuki bulbus penis,
dari permukaan di mana segmen spongiosa berlanjut ke gerbang luar uretra
6.
Penis
Penis adalah alat kopulasi yang terbentuk oleh jaringan erektil, yang
disebut corpus covernous. Penis berbentuk silindris yang terdapat didalam
praeputium. Penis terdiri atas 3 bagian yaitu radix penis, corpus penis dan gland penis.
7.
Preputium
Preputium adalah
lipatan kulit di sekitar ujung bebas penis. Permukaan luar merupakan kulit yang
agak khas, sementara lapisan dalam menyerupai membrane
mucosa yang terdiri dari lapisan preputial dan lapisan penil yang
menutup permukaan ekskremitas bebas dari penis. Fungsi dari preputium adalah
untuk melindungi penis dari pengaruh luar dan kekeringan. Fornix praeputii adalah
daerah dimana praeputii bertaut dengan penis tepat caudal dari glans penis.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Organa Genetalia Masculina Terdiri dari :
·
Testis
·
Ductus defferen
·
Ductus epididimis
·
Kelenjar Aksesori
·
Vesikula Seminalis
·
Prostata
·
Bulbourethralis/cowper
·
Uretra
·
Penis
·
Preputium
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, James and David H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan. Edisi ke-4. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Dellman, H. Dieter, Esther M. Brown. 1992. Histology Veteriner. Universitas
Indonesia Press. Jakarta.
Feradis. 2010. Reproduksi
Ternak. Alfabeta. Bandung.
Frandson, R.D.1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi Keempat. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Widayati, D.T, Kustono., Ismaya., S. Bintara. 2008. Handout Ilmu Reproduksi Ternak. Fakultas
Peternakan. Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
Disusun Oleh :
1.
Fauzi 1202101010006
2.
Lya Hadiyanti 1202101010012
3.
Ira Novita Rahayu 1202101010013
4.
Akmal Syafrizal 1202101010061
5.
Ariffudin 1202101010089
6.
Yopie Fernando 1202101010101
7.
Rahma Melinda 1202101010117
Asisten Pembimbing :
Joharsyah Hutabarat, S.KH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar