Minggu, 12 Mei 2013

Alat Kelamin Betina


PENGENALAN ALAT KELAMIN BETINA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1             Latar belakang
            Reproduksi adalah naluri setiap organisme untuk beranak-pinak. Ciri etik individu makhluk hidup  ialah bahwa umurnya terbatas, dan pada suatu ketika akan menjadi tua kemudian mati karena suatu faktor, baik itu parasit, pemangsa atau sebagainya. Karena itu perlu suatu perkembangan baru untuk mengganti reputasi yang telah tiada. Jadi kelangsungan hidup individu sebagian ditunjukkan untuk memenuhi kemampuan reproduksi yang mutlak bagi kelestarian spesies.
Sapi betina tidak hanya memproduksi sel kelamin yang sangat penting untuk mengawali kehidupan turunannya yang baru, tetapi ia menyediakan pula tempat beserta lingkungan untuk perkembangan individu baru itu, dimulai dari waktu pembuahan ovum dan memeliharanya selama awal kehidupanya. Tugas ini dilaksanakan oleh alat reproduksi primer dan sekunder. Alat reproduksi primer, yaitu ovaria memproduksi ovum dan hormon betina. Organ reproduksi sekunder terdiri dari tuba fallopi, uterus, cerviks, vagina dan vulva. Fungsi alat-alat ini adalah menerima dan mempersatukan sel kelamin jantan dan betina, memelihara dan melahirkan individu baru.

1.2       Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalah Mahasiswa dapat untuk mengidentifikasi bentuk dan susunan alat kelamin betina secara makroskopis maupun mikroskopis.

1.3       Manfaat
Mahasiswa agar dapat mengenal dan mengetahui letak, fungsi dan bentuk dari masing-masing bagian organ kelamin betina serta mengetahui ukuran dari masing-masing bagian.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Organ reproduksi betina, terdiri dari yaitu organ reproduksi primer yaitu ovaria, menghasilkan ovarium dan hormon-hormon kelamin betina. Dan organ-organ sekunder  atau saluran reproduksi terdiri dari tuba fallopi (oviduct), uterus, cervix, vagina dan vulva. (Dellman, 1992).
Secara anatomik alat reproduksi betina terdiri dari gonad atau ovarium, saluran-saluran reproduksi, dan alat kelamin luar (Partodiharjo,1992).
a.      Secara Makroskopik
1.      Ovarium
Ovarium pada sapi berbentuk bulat telur. Ukurannya relatif kecil dibanding dengan besar tubuhnya. Ukurannya adalah panjang 2 sampai 3 cm, lebar 1 sampai 2 cm, tebal 1 sampai 2 cm, dan beratnya berkisar antara 15 sampai 19 gram. Ovarium digantung oleh alat penggantung mesovarium dan ligamentum utero ovarika (Hardjopranjoto, 1995).
Ovarium tertinggal di dalam cavum abdominalis. Ovarium mempunyai dua fungsi, sebagai organ eksokrin yang menghasilkan sel telur atau ovum dan sebagai organ endokrin yang mensekresikan hormon kelamin betina estrogen dan progesterone (Santoso, 2009).
2.      Oviduct
Oviduct merupakan bagian yang berperan penting dalam peristiwa kopulasi saat proses reproduksi. Oviduct terdapat sepasang (kiri dan kanan) dan merupakan saluran kecil berkelok-kelok membentang dari depan ovarium berlanjut ke tanduk uterus. Oviduct sendiri terdiri dari tiga bagian yaitu infundibulum, ampula, dan isthmus. Pada masing-masing bagian memiliki keunikan tersendiri, seperti misalnya bagian infundibulum, bagian ujung infundibulum terdapat jumbai-jumbai yang disebut fimbria. Bagian isthmus dengan ampula dibatasi oleh suatu ampulari ismic junction yang berperan dalam pembuahan, sedangkan batas antara isthmus dengan uterus adalah uteri tubal junction.(Hafez, 1993)
            Bagian ujung infudibulum membentuk suatu fimbria. Infudibulum ini nampaknya berperan aktif dalam ovulasi, paling tidak dalam melingkupi sebagian atau keseluruhan ovari dan mengarahkan ovum menuju kebukaan abdominal dari tuba uterin. Panjang tuba uterin (oviduct) berkisar 25 cm (Frandson, 1992).
            Ampula bagian cauda merupakan tempat terjadinya pembuahan. Dalam ampula aktivitas silia merupakan kekuatan utama untuk menggerakkan ovum kearah isthmus, tetapi  pada beberapa spesies kontraksi otot juga berperan. Meskipun spermatozoa berkembang dalam saluran reproduksi jantan, kemampuan membuahi pada hewan piaraan hanya dapat dicapai setelah kapasitasi dalam tuba uterina (Dellman dan Brown, 1992). Pembuahan yaitu persatuan antara sel telur dan sperma, terjadi disepertiga bagian atas dari oviduct (Blakely dan Bade, 1991).

3.      Uterus
Uterus merupakan bagian saluran alat kelamin betina yang berbentuk buluh, berurat daging licin, untuk menerima ova yang telah dibuahi atau embrio dari tuba falopii (Hardjopranjoto, 1995).
Uterus merupakan tempat implantasi konseptus (zigot yang telah berkembang menjadi embrio) (Dellman dan Brown, 1992).
Fungsi uterus adalah sebagai jalannya sperma pada saat kopulasi dan motilitas (pergerakan) sperma ke tuba falopii dibantu dengan kerja yang sifatnya kontraktil. Uterus juga berperan besra dalam mendorong fetus serta membrannya pada saat kelahiran (Hunter, 1995).
Panjang corpus uteri berkisar antara 2 sampai 4 cm, sedangkan panjang cornua uteri berkisar 35 sampai 40 cm (Frandson, 1992).
Dinding uterus terdiri dari tiga lapis yaitu 1) endometrium, 2) tunica muscularis atau miometrium, 3) tunica serosa atau perimetrium. Pada ruminansia, terdapat endometrim dengan penebalan terbatas, disebut karankula. Karankula ini banyak mengandung fibroblast dan vasikularisasinya ekstensif (Dellman dan Brown, 1992).
 Karankula adalah tonjolan-tonjolan yang menyerupai bentuk cendawan dari permukaan dalam uterus ruminansia yang merupakan tempat perlekatan membran fetus (Frandson, 1992).
            Miometrium merupakan lapisan di bawah endometrium, terdiri dari urat daging licin melingkar (sirkuler) kuat disebelah dalam dan yang memanjang (longitudinal) disebelah luar. Antara endometrium dan miometrium ada lapisan vascular, yang banyak ditemukan pembuluh darah kapiler. Lapisan perimetrium atau lapisan serosa adalah lapisan terluar dari dinding uterus (Hardjopranjoto, 1995).

4.      Serviks
            Serviks merupakan suatu struktur yang mempunyai sfingter (sphincter) yang memisahkan rongga uterin dengan rongga vagina. Fungsi pokok serviks adalah untuk menutup uterus guna melindungi masuknya invasi bakteri maupun masuknya bahan-bahan asing. Sfingter itu tetap dalam keadaan tertutup kecuali pada saat kelahiran (Hardjopranjoto, 1995)
            Selama birahi dan kopulasi, serviks berperan sebagai jalan masuknya sperma. Jika kemudian terjadi kebuntingan, saluran uterin itu tetutup dengan sempurna guna melindungi fetus. Beberapa saat sebelum kelahiran, pintu itu mulai terbuka, serviks mengembang, hingga fetus dan membran dapat melaluinya pada saat kelahiran (Hardjopranjoto, 1995).
            Serviks pada sapi panjangnya antara 5 sampai 10 cm mempunyai diameter  antara 2 sampai 6,5 cm. Pada bagian depan terdapat mulut sebelah dalam (orificium uteri internum) bagian belakangnya terdapat mulut sebelah luar (orificium uteri eksterna) atau sering disebut juga disebut sebagai mulut vagina (orificium vaginae) (Hardjopranjoto, 1995).
5.      Vagina
             Vagina adalah bagian saluran peranakan yang terletak di dalam pelvis di antara uterus (arah kranial) dan vulva (kaudal). Vagina juga berperan sebagai selaput yang menerima penis dari hewan jantan pada saat kopulasi (Frandson, 1992).
Vagina merupakan buluh berotot yang menjulur dari serviks sampai vestibulum (Dellman dan Brown, 1992).
6.      Vulva
Organ reproduksi bagian luar hewan betina terdiri atas vulva dan klistoris. Vulva terdiri dari atas Labia mayora dan labia minora. Labia mayora berwarna hitam dan tertutupi oleh rambut. Labia mayora merupakan bagian terluar dari vulva. Sedangkan bagian dalam vulva yang tidak terdapat rambut yaitu labia minora.  (Bearden and Fuquay, 1997).
7.      Klitoris
Alat reproduksi bagian luar terdapat banyak ujung syaraf perasa. Syaraf perasa memegang peranan penting pada waktu kopulasi. Klitoris terdiri dari korpora kavernosa klitoridis yang bersifat erektil, glans klitoridis yang rudimenter dan praeputium klitoridis. (Dellmann, 1992)


b.      Secara Mikroskopik
1.      Ovarium
Jaringan dasar ovarium disebut Stroma. Dalam stroma cortex banyak sekali sel sel folikel. Ada tiga macam folikel, yaitu : folikel muda (berada dipinggir cortex), folikel tumbuh (berada di kedalaman cortex), folikel matang (folikel tertier yang mengalami pematangan, disebut juga folikel de Graff).
2.      Uterus
Dinding uterus terdiri atas tiga lapisan, yaitu : lapisan Endometrium (lapisan mukosa/dalam), lapisan Miometrium (lapisan otot polos/tengah), lapisan Perimetrium (penerusan peritonium/tepi).
3.      Oviduct
Oviduct terdiri atas tiga lapisan, yaitu : Tunica Mukosa (berlipat lipat dan bercabang cabang membentuk Lumen), Tunica Muskularis (melingkar atau spiral), Tunica Serosa.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1  Alat dan Bahan
a.      Secara Makroskopik
·         Bak Aluminium
·         Pinset dan scalpel
·         Air
b.      Secara Mikroskopik
·         Mikroskop
·         Preparat awetan Ovarium, Oviduk, dan Uterus.


3.2  Cara Kerja
a.      Secara Makroskopis
·         Preparat alat kelamin yan akan diperiksa dikeluarkan dari dalam toples yang berformalin. Kemudian dibersihkan dengan air mengalir agar airnya tidak menyengat.
·         Preparat alat kelamin betina diletakkan di bak aluminium.
·         Amati bagian bagian dari alat kelamin betina tersebut.
b.      Secara Mikroskopis
·         Amati dengan menggunakan Mikroskop


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
            Dari pengamatan yang kami lakukan, alat kelamin betina terdiri dari :
a.      Secara Makroskopis
·         Ovarium
·         Oviduct
·         Uterus
·         Serviks
·         Vagina
·         Vulva
·         Klistoris


b.      Secara Mikroskopis
·         Ovarium, terdiri dari 3 macam folikel yaitu folikel muda, folikel tumbuh, dan folikel matang
Ovarium
·         Oviduct, dindingnya terdiri dari 3 lapisan yaitu tunica mukosa, tunica muscularis, dan tunica serosa
                                          Oviduct
·         Uterus, dindingnya terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan endometrium, lapisan miometrium,dan lapisan perimetrium
Uterus


4.2 Pembahasan
1. Ovarium.
Ovarium merupakan alat reproduksi betina yang berfungsi ovum (sel telur) dan menghasilkan hormon esterogen dan progesteron.
Menurut Widayati et. al. (2008), ovarium terletak di rongga perut, tidak turun seperti halnya testes dan berfungsi untuk menghasilkan sel telur dan hormon, yaitu estrogen, progesteron, dan inhibin.
Hal itu sesuai dengan pendapat Santoso (2010), bahwa ovarium mempunyai dua fungsi, sebagai organ eksokrin yang menghasilkan sel telur atau ovum dan sebagai organ endokrin yang mensekresikan hormon kelamin betina estrogen dan progesteron. Ovarium digantung oleh mesovarium dengan panjang 2 cm.
 Hal itu sesuai dengan pendapat Hardjopranjoto (1995), bahwa ovarium digantung oleh alat penggantung mesovarium dan ligamentum utero ovarika.
            Ovum yang diovulasikan akan mengalami kematangan dengan tahapan  folikel primer, folikel sekunder, folikel tersier, dan folikel de Graaf (Widayati et al.,2008).
Ovulasi terjadi karena pecahnya folikel sehingga ovum keluar. Bekas ovum yang keluar berwarna merah disebut corpus haemorrhagicum yang akan berkembang menjadi corpus luteum. Segera setelah ovulasi, rongga folikel berisi cairan limfa dan darah, membentuk struktur yang disebut corpus haemorrhagicum kemudian sel-sel granulosa berganda secara cepat membentuk corpus luteum (Frandson, 1992).
Ovum yang telah diovulasikan akan ditangkap oleh ostium abdominale pada oviduct dan diarahkan oleh fimbria masuk ke ampulla isthmic junction dan menunggu spermatozoa untuk pembuahan.
2. Oviduct.
            Tuba falopii (Oviduct) dibagi menjadi: infundibulum tubae yang mempunyai pintu ke rongga abdominal disebut osteum tubae abdominale. Ampula tubae adalah tempat terjadi pembuahan. Isthmus mempunyai rongga sempit dan berkelok-kelok serta sangat panjang. Extremitas uterinae dengan osteum tubae uterinae yang bermuara pada kornua uteri. Pada osteum ini terdapat benjolan-benjolan atau papilla yang disebut papilla uterinae, khususnya pada kuda dan anjing memiliki jumlah yang besar (Hardjopranjoto, 1995).
            Menurut Frandson (1992), oviduct yang berada dekat dengan ovarium adalah infundibulum yang ujungnya berjumbai disebut fimbria. Infudibulum terletak didekat Ovarium yang berfungsi menangkap folikel yang telah masak (ovum). Pergantungan oviduct disebut mesosalving.
Fungsi oviduct antara lain pertemuan ovum dengan spermatozoa atau tempat terjadinya fertilisasi di bagian ampula.
Blakely dan Bade (1991) berpendapat bahwa pembuahan yaitu persatuan antara sel telur dan sperma, terjadi disepertiga bagian atas dari oviduct. Transport ovum yang telah dibuahi (zygot) menuju ke uterus.
Hal itu sesuai dengan pendapat Dellman dan Brown (1992), bahwa dalam ampula aktivitas silia merupakan kekuatan utama untuk menggerakkan ovum kearah isthmus, tetapi  pada beberapa spesies kontraksi otot juga sangat berperan. 

3.      Uterus
Uterus ternak yang tergolong mamalia terdiri dari korpus (badan), serviks (leher), dan dua tanduk atau kornua. Proporsi relatif dari tiap-tiap bagian itu bervariasi tergantung spesies, seperti juga halnya bentuk maupun susunan tanduk-tanduk tersebut. Korpus (badan) uterus ukurannya paling besar daripada kuda, lebih kecil pada domba dan sapi, dan pada babi serta anjing, kecil saja. Secara superficial, badan uterus sapi tampak relatif lebih besar dibandingkan dengan keadaan yang sebenarnya, karena bagian kaudal dari tanduk tergabung dengan ligamen interkornual (Frandson, 1992).
Seperti halnya kebanyakan organ internal yang menyerupai tabung, dinding uterin terdiri dari suatu lapis membrane mukosa, suatu lapis otot intermediate, dan suatu lapis serosa bagian luar, yaitu perimetrium (peritoneum) (Frandson, 1992).
Uterus berfungsi sebagai tempat implantasi embrio dan tempat tubuh serta berkembangnya embrio.
Hal itu sesuai dengan pendapat Dellman dan Brown (1992), bahwa uterus merupakan tempat implantasi konseptus (zigot yang telah berkembang menjadi embrio). Selain itu uterus juga berfungsi sebagai saluran yang dilewati spermatozoa menuju oviduct, dan berperan dalam proses kelahiran.
Hunter (1995) menyatakan bahwa fungsi uterus adalah sebagai jalannya sperma pada saat kopulasi dan motilitas (pergerakan) sperma ke tuba falopii dibantu dengan kerja yang sifatnya kontraktil. Uterus juga berperan besar dalam mendorong fetus serta membrannya pada saat kelahiran. Apabila daerah cauda uteri disayat dan dilihat bagian dalamnya terdapat tonjolan tempat implantasi mebrio yang disebut karankula.
Hal itu sesuai dengan pendapat Frandson (1992), bahwa karankula adalah tonjolan-tonjolan yang menyerupai bentuk cendawan dari permukaan dalam uterus ruminansia yang merupakan tempat perlekatan membran fetus. Batas antara uterus dan oviduct disebut utero tuba junction.



4.      Serviks.
Serviks adalah urat  daging sphincter yang terletak diantara corpus uteri dan vagina. Fungsi serviks yaitu menutup lumen uterus sehingga tidak memberi kemungkinan untuk masuknya jasad renik (mikroorganisme) ke dalam uterus, dan untuk menyeleksi spermatozoa.
Hal itu sesuai dengan pendapat Hardjopranjoto (1995), bahwa serviks merupakan suatu struktur yang mempunyai sfingter (sphincter) yang memisahkan rongga uterin dengan rongga vagina. Fungsi pokok serviks adalah untuk menutup uterus guna melindungi masukknya invasi bakteri maupun masuknya bahan-bahan asing.
Lumen serviks selalu tertutup kecuali waktu birahi (estrus) dan melahirkan.
Hardjopranjoto (1995) menyatakan bahwa sfingter itu tetap dalam keadaan tertutup kecuali pada saat kelahiran. Selama birahi dan kopulasi, serviks berperan sebagai jalan masuknya sperma. Jika kemudian terjadi kebuntingan, saluran uterin itu tetutup dengan sempurna guna melindungi fetus. Beberapa saat sebelum kelahiran, pintu itu mulai terbuka, serviks mengembang, hingga fetus dan membran dapat melaluinya pada saat kelahiran.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hardjosubroto (1994) bahwa perbedaan yang sering ditemukan antara sapi dara dengan sapi beranak adalah pada bagian serviks, ukurannya menjadi lebih besar daripada sapi yang telah beberapa kali melahirkan
5.      Vagina.
Menurut Hardjopranjoto (1995), vagina terletak di bagian belakang dari rongga pelvis sebelah atas dari kantong kencing yang pada waktu melahirkan rongga vagina dapat meluas dan membesar sesuai dengan besar fetus yang akan dilahirkan.
Perbatasan antara vestibulum dan portio vaginalis cervices disebut hymen.
Hal itu sesuai dengan pendapat Hardjopranjoto (1995), bahwa batas antara vagina dan vestibulim vaginae terdapat selaput tipis disebut selaput dara (hymen). Vagina berfungsi sebagai alat kopulasi dan tempat sperma dideposisikan.
Frandson (1992) menyatakan bahwa vagina juga berperan sebagai selaput yang menerima penis dari hewan jantan pada saat kopulasi. Selain itu vagina berfungsi sebagai jalan peranakan selama proses beranak.
Dellman dan Brown (1992) berpendapat bahwa vagina adalah bagian saluran peranakan yang terletak didalam pelvisdiantara uterus (arah kranial) dan vulva (kaudal).
6.      Vulva
Vulva terdiri atas labia mayora dan labia minora.
Dellman dan Brown (1992) menyatakan bahwa lipatan urogenital yang membentuk labia minora. Pembesaran labioskrotal membentuk labia mayora. Labia luar dan dalam bersatu pada hewan piaraan, membentuk labia vulvae. Ukuran vulva setiap ternaknya itu berbeda – beda tergantung dari jenis ternak, umur ternak, dan pernah tidaknya melahirkan.
7.      Klitoris
 Antara labia di bagian ventral tepat di sebelah dalam lubang ureter terdapat klitoris. Klitoris merupakan lubang kecil setelah vulva.
Menurut Bearden and Fuquay (1997), Klitoris berhomolog dengan gland penis pada hewan jantan, berlokasi pada sisi ventral, sekitar 1 cm di dalam labia. Clitoris mengandung erectile tissue sehingga dapat berereksi, juga dapat mengandung ujung syaraf perasa, syaraf ini memegang peranan penting pada waktu kopulasi. Klitoris bereaksi pada hewan yang sedang estrus, tetapi hal ini tidak cukup untuk dijadikan sebagai pendeteksi estrus pada kebanyakan spesies.


8.      .Adenohypophysis
Adenohypophysis merupakan bagian dari kelenjar hipotalamus pada anterior lobe, berdasarkan pengamatan adenohypophysis terdiri dari cromophile sell, dan cromophill yang dibagi menjadi alfa cell dan betha cell.
Menurut Dellman (1992) adenohypophysis terdiri dari pars distalis yang merupakan bagian utama mengandung sel-sel yang mensekresikan hormon STH, ACTH, TSH, FSH, LH dan LTH.
Pars distalis merupakan bagian hasil pertumbuhan keluar epitel titpis dari pars distalis yang mengelilingi tangkai neural, bagian ini tidak memiliki fungsi sebagai endokrin. Adenohipofisis merupakan kelenjar yang memepengaruhi hormone reproduksi baik jantan maupun betina (Widayati, dkk 2008) 


BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa organ reproduksi betina tersusun atas ovarium, oviduct, uterus, serviks, vagina, vulva dan klitoris.
Ovarium tersusun atas theca externa, theca interna, membrana basalis, antrhum, cumulus oophorus, corona radiate, zona pelucida, ruang perrivitelina, membran vitelina, dan ovum yang berfungsi menghasilkan ovum dan hormon.
Oviduct dibagi menjadi tiga bagian yaitu infudibulum, isthmus, dan ampula.
Uterus tersusun atas endometrium,perimetrium, miometrium (longitudinal dan sirkuler), sel stroma, sel kelenjar, sel epitel, dan lumen.
Vagina terdiri dari portio vaginalis cervices dan vestibulum.
Vulva terdiri dari labia mayora dan labia minora.
Berdasarkan pengamatan pada dengan mikroskop menggunakan perparat tikus dapat disimpulkan bahwa bagian tersebut memiliki fungsi yang saling berkaitan satu sama lain dan erat hubungannya dengan system hormonal yang bekerja didalam tubuh. Adenohypophysis merupakan bagian dari kelenjar hipotalamus pada anterior lobe.
Ovarium merupakan bagian yang menghasilkan sel telur/ovum dan kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon estrerogen, progesterone dan inhibidin.
Oviduct merupakan saluran yang menghantarkan sel telur (ovum) dari ovarium ke uterus.
Uterus merupakan struktur saluran yang diperlukan untuk menerima ovum yang telah dibuahi dan perkembangan zigot.


DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2010.alat kelamin betina. http://aredhieanverne.blogspot.com/2010/12/anatomi-  dan-histologi-alat-reproduksi_21.html.diakses tanggal 26 Maret 2012, pukul 17.00 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar